Tanggal Ini, Sepuluh Tahun yang Lalu



13 Oktober 1999,

Tiba-tiba telepon berdering dengan keras, membangunkanku yang sedang tidur siang. Jam menunjukkan pukul 14.00, dengan bergegas kuangkat telepon itu.

”Halo,” ujar suara di ujung telepon.
”Ya, halo assalamualaikum, dengan siapa ini?” tanyaku
”Waalaikum salam, bisa bicara dengan Dzikri,” ujarnya.
Aku terkaget, pikiranku mencoba menebak-nebak suara siapakah ini gerangan.
”Saya Toni dari Radar Jember,” lanjut suara tadi memperkenalkan diri.
Aku pun bertambah kaget, wahai, ada urusan apakah dengan Radar Jember, apakah ada sesuatu yang tak beres atau jangan-jangan aku mau masuk koran pikirku setengah berkhayal?

”Ah iya Pak Toni, ada yang bisa saya bantu,” tanyaku penuh dengan rasa penasaran.
”Kamu bisa komputer?” tanya Pak Toni tanpa basa-basi, dan kelak aku tahu bahwa memang bukan sifat beliau untuk berbasa-basi.
”Bisa pak,” jawabku tak kalah tegas.
”Kamu bisa ke kantor Radar?” tanyanya seolah mengejar pertanyaanku.
Aku mengiyakan dan menanyakan kapan,
”Sore ini kalau bisa, ya kalau kamu gak bisa kesempatan ini saya lemparkan ke orang lain” lanjut Pak Toni.

Antara sadar dan tidak, bagai orang linglung, aku mencoba keras untuk benar-benar bangun dan berpikir tawaran yang datang bagaikan petir di siang bolong itu.
Terngiang pertemuan pertamaku dengan pak Toni di acara seminar tentang iklan yang diselenggarakan oleh Radar Jember, dimana Ayahku menjadi pembicaranya dan aku yang mengerjakan presentasinya. Waktu itu yang aku perhatikan hanyalah rambut keperakan beliau tanpa sempat saling berkenalan.

”Baik, pak,” entah mengapa kalimat itu meluncur dengan sendirinya dari bibirku.
Telepon ditutup setelah saling mengucapkan salam, dan aku pun mencoba mencari peraduanku yang telah kutinggalkan tadi.

Sambil berbaring aku mencoba berpikir, ah mimpi yang membingungkan.
Tungggu! Apakah ini benar-benar mimpi, aku melihat jam, ah, masih pukul 14.10, apa yang harus aku lakukan. Tubuhku tiba-tiba mempunyai kendali sendiri di luar otakku, Mandi!

Kupakai kembali baju dan sepatu yang tadi pagi kukenakan saat kuliah, kucoba merayu kakakku agar mau mengantarku ke kantor Radar Jember dengan satu-satunya motor yang tersedia, ah, berangkat kerja seperti mimpi saja...
Jadilah hari ini hari aku pertama kali berangkat bekerja, secara tak disengaja, dan benar-benar hari yang aneh....

Hari pertama,

”Kamu lihat NH bekerja ya,” perintah Pak Toni menyambutku.
NH adalah kependekan dari Ngastio Hidayat, orang yang sangat berjasa membimbingku mengenal dunia kerja. Dan aku pun duduk dengan setia di belakang beliau berjam-jam lamanya, melihat dan mencuri semua ilmu yang beliau tunjukkan.
.
Jam menunjukkan pukul 23.00, ibuku sudah merasa gelisah di rumah, ”Lha opo to, metu jam telu kok sampek jam ngene durung muleh, pancene kerjo opo? (Ngapain aja, keluar jam tiga kok sampai jam segini belum pulang, memangnya kerja apa sih?),” keluh ibuku, dan sejak saat itu ibuku pun terbiasa melihatku pergi pagi pulang larut malam.

Hari yang akan selalu kukenang, sebagai awal dari perjalanan selama 10 tahun yang akan aku tempuh di kemudian hari.
Dua hari kemudian.
”Dzikri!!!” teriak pak Toni.
Disuruhnya aku duduk dan dimarahilah aku habis-habisan gara-gara salah mengetik kata Launching menjadi Lunching pada iklan pertama yang ku buat.

Ah, hari-hari itu sungguh sangat berkesan....

Penulis : Dzikri ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Tanggal Ini, Sepuluh Tahun yang Lalu ini dipublish oleh Dzikri pada hari Thursday, January 31, 2013. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 1komentar: di postingan Tanggal Ini, Sepuluh Tahun yang Lalu
 

1 komentar:

Anonymous said... | 4:34 PM

Hi, I do believe this is an excellent website. I stumbledupon it ;) I may revisit once again since i
have book-marked it. Money and freedom is the best way to change, may you be rich and continue
to help others.

Feel free to visit my web-site :: natural cellulite treatment

Post a Comment